Dari Keraguan menjadi Kepercayaan: Kisah Nyata di Balik Program Survei Kami

Apakah Anda baru saja menerima pesan dari salah satu tim kami via WhatsApp? Mungkin Anda bingung karena dihubungi oleh nomor pribadi tim kami dan mulai ragu. Tenang saja, apa yang Anda alami juga dirasakan oleh ratusan partisipan kami sebelumnya.

Apakah ini penipuan? Apakah ini aman?”

Keraguan itu wajar karena kami menawarkan penugasan resmi dengan metode survei yang unik dan tidak banyak diketahui masyarakat. Oleh karena itu, izinkan kami mengajak Anda mengikuti perjalanan “Bu Rani” (bukan nama sebenarnya), seorang ibu rumah tangga dari Muara Bungo (Jambi) yang memiliki pertanyaan seperti Anda.

Pertanyaan 1: “Morrigan? Mystery Shopping? Apa Maksudnya?”

Saat pertama kali membaca undangan via chat WhatsApp untuk berpartisipasi dalam survei, Bu Rani merasa skeptis. Istilah “Mystery Shopping” terdengar asing dan aneh. Siapakah Morrigan? Mengapa saya dihubungi oleh nomor pribadi? Apakah ini penipuan digital? Bu Rani ragu.

Daripada mengabaikannya, Bu Rani memutuskan untuk menggunakan Layanan Verifikasi via DM Instagram yang disediakan Morrigan. Bu Rani mengirim pesan (DM) di akun Instagram @morriganservice dan menanyakan apakah tawaran yang diterimanya resmi.

Admin Instagram menyapa dan berterima kasih sudah menunggu balasan pesan karena ternyata ada banyak antrian kandidat. Dengan rincian yang jelas, admin mengonfirmasi bahwa Bu Rani memang dihubungi oleh tim Morrigan dan penawaran tersebut bersifat resmi. Bu Rani pun menerima daftar anggota tim Morrigan, lengkap dengan nama, kantor tempat anggota bekerja, dan nomor WhatsApp masing-masing anggota.

Bu Rani kembali ke WhatsApp dan ngobrol dengan anggota tim yang menghubunginya. Dengan cepat, Bu Rani memahami bahwa Morrigan adalah perusahaan riset swasta yang fokus pada peningkatan kualitas layanan, serta sudah berdiri sejak tahun 2007 dengan kantor di Jakarta dan Yogyakarta. Mirip seperti lembaga survei nasional yang sering ia dengar, seperti BPS atau LSI, tetapi dengan fokus yang lebih spesifik pada pengalaman pelanggan.

“Lalu, apa itu Mystery Shopping? Saya masih tidak paham. Kalau tugasnya ribet, saya mau mundur karena saya takut tidak bisa.”

Bu Rani kemudian menerima penjelasan yang detail, tapi dijelaskan secara bertahap sehingga mudah dicerna. Akhirnya, Bu Rani memahami bahwa ini adalah metode survei yang sangat unik. Morrigan menugaskan partisipan (yang disebut Shopper) untuk berperan sebagai pelanggan biasa.

Tugasnya sederhana: merasakan langsung bagaimana sebuah layanan diberikan, lalu melaporkan pengalamannya secara objektif dalam laporan online. Dengan cara ini, data yang didapat benar-benar nyata, jujur, dan akurat dari sudut pandang Bu Rani pelanggan.

Pertanyaan 2: “Apakah Saya akan Berkontribusi untuk Layanan Publik? Apakah Survei Ini Layak Diikuti?”

Bu Rani meluangkan sedikit waktu untuk ngobrol dengan anggota tim Morrigan. Alhasil, Bu Rani menyadari bahwa ini bukan sekadar survei biasa. Proyek yang sedang berjalan ini ternyata adalah kerja sama resmi antara Morrigan dengan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) paling vital di Indonesia, sebuah perusahaan penyedia layanan esensial yang menyentuh kehidupan setiap rumah tangga.

Semua data yang nantinya Bu Rani kumpulkan akan digunakan langsung oleh BUMN tersebut untuk meningkatkan kualitas pelayanannya bagi jutaan masyarakat Indonesia. Artinya, Bu Rani tidak hanya akan mendapatkan insentif, tetapi juga ikut berkontribusi nyata untuk perbaikan layanan publik.

Pertanyaan 3: “Tidak Ada Kantor Cabang Morrigan di Daerah Saya. Apakah Saya Benar akan Dibayar?”

Dengan pemahaman baru ini, Bu Rani memutuskan untuk melanjutkan. Setelah melalui proses briefing singkat via chat, ia dijadwalkan untuk melakukan survei. Bu Rani dijelaskan bahwa Morrigan membuka survei dari Aceh sampai Papua. Oleh karena itu, Morrigan tidak bisa membuka kantor cabang di seluruh Indonesia, tetapi aktif membangun layanan digital untuk menjangkau warga lokal sampai ke pulau-pulau.

Bu Rani mencoba memahaminya tanpa keraguan dan menjalankan tugas. Ternyata menjalankan tugasnya tidak serumit yang ia bayangkan. Bu Rani hanya perlu mengikuti skenario (tugas) yang diberikan, mengamati, dan merasakan pengalaman sebagai pelanggan alami.

Bagian terpenting bagi Bu Rani adalah proses setelahnya. Sesuai dengan yang diinformasikan di awal, setelah laporannya selesai dan diverifikasi secara detail oleh tim Quality Control Morrigan maka insentif akan diproses. Ini adalah proses standar untuk menjaga akurasi data. Insentifnya ditransfer langsung ke rekeningnya dalam kurun waktu 2-4 minggu, tetapi bisa lebih cepat jika Bu Rani melakukan survei dengan baik.

Bu Rani awalnya keberatan, tapi ternyata tersedia surat penugasan dan komitmen pembayaran upah dari Morrigan. Dengan sabar, Bu Rani mencoba percaya dan hasilnya ternyata tepat janji.

Bagi Bu Rani, ini lebih dari sekadar insentif. Ia mendapatkan pengalaman baru dan melihat langsung kualitas layanan yang ada. Satu hal yang terpenting, ia merasa telah memberikan masukan yang berarti.

Lebih dari Sekadar Survei, Ini Tentang Kontribusi Bagi Masyarakat yang Dibayar dengan Layak.

Kisah Bu Rani adalah rangkuman dari ratusan pengalaman partisipan kami di seluruh Indonesia. Kunci dari keberhasilan program ini adalah kerahasiaan.

Dengan tidak memberitahukan identitasnya sebagai shopper, Bu Rani memastikan bahwa pelayanan yang ia terima benar-benar alami dan tidak dibuat-buat. Hasil surveinya menjadi objektif dan jujur. Kontribusinya menjadi sangat berarti bagi klien kami untuk melakukan perbaikan yang nyata.

Jika kisah ini telah menjawab sebagian keraguan Anda dan Anda merasa siap untuk memulai perjalanan Anda sebagai seorang Mystery Shopper seperti Bu Rani, kami siap memandu Anda.

Anda bisa kembali ke chat WhatsApp dan membalas dengan pesan: “Saya serius melanjutkan” untuk diproses oleh tim kami.

Related Post

mobile logo